PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN
Education is the art of making man ethical.
Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.
~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~
Manusia lahir seperti kertas putih yang didalamnya sudah terdapat draf perilaku baik maupun perilaku buruk dan pendidikanlah tempat untuk memberikan goresan atau menebalkan hal-hal yang dianggap baik, dan membiarkan hal-hal yang dianggap buruk. dengan pendidikan kita dapat membuat lukisan indah dengan memberikan warna yang indah terkait dengan draf kebaikan yang ada dalam diri anak kemudian menutupi draf keburukan yang ada. Pendidikan secara umum bertujuan membantu manusia menemukan
akan hakikat kemanusiaannya. Maksudnya, pendidikan harus mampu mewujudkan
manusia seutuhnya. Pendidikan berfungsi melakukan proses penyadaran terhadap
manusia untuk mampu mengenal, mengerti, dan memahami realitas kehidupan yang
ada di sekelilingnya hingga dapat berperilaku sesuai realitas kehidupan. Dengan
adanya pendidikan, diharapkan manusia mampu menyadari potensi yang ia miliki.
Potensi yang dimiliki contohnya SQ (Spiritual Quotient atau Kecerdasan
Spiritual) agar setiap tindakannya dilandasi keimanan dan ketakwaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa. EQ (Emotional Quotient atau Kecerdasan Emosi) agar manusia
mampu mengendalikan emosinya, memahami perasaan orang lain. IQ (Intelligence
Quotient atau Kecerdasan Inteligensi) agar manusia memiliki kemampuan
berhitung, kemampuan verbal, kemampuan membedakan, dan membuat prioritas. SOCQ
(Social Quotient atau Kecerdasan Sosial) agar manusia senang berkomunikasi,
berteman, menolong, membuat orang lain bahagia, dan bekerja sama.
Potensi-potensi yang diperoleh dari pendidikan mengantarkan manusia untuk
berpikir dalam pengambilan tindakan sesuai keadaan.
Tujuan pendidikan adalah menuntun segala kodrat yang ada pada diri anak untuk mencapai kebahagiaan baik sebagai masyarakat maupun dirinya sendiri. Dengan pendidikan kita dapat memaksimalkan segala potensi yang ada dalam diri anak.
Untuk refleksi kali ini kami diminta untuk memilih 4 dari 8 pertanyaan berikut :
- Bagaimana/sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?
- Tuliskan pengalaman Anda dalam menggunakan ketiga materi tersebut dalam proses Anda mengambil keputusan dalam situasi dilema etika yang Anda hadapi selama ini. Anda dapat juga menulis tentang sebuah situasi dilema etika yang dihadapi oleh orang lain serta keputusan yang diambil. Berilah ulasan berdasarkan 3 materi yang telah Anda pelajari di modul ini.
- Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran dalam situasi moral dilema? Kalau pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?
- Bagaimana dampak mempelajari materi ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?
- Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran?
- Apa yang Anda bisa lakukan untuk membuat dampak/perbedaan di lingkungan Anda setelah Anda mempelajari modul ini?
- Selain konsep-konsep tersebut, adakah hal-hal lain yang menurut Anda penting untuk dipelajari dalam proses pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran?
- Adakah nilai-nilai kebajikan yang ditanamkan oleh orangtua anda atau bahkan kakek nenek buyut Anda yang menjadi karakter khas suku atau masyarakat dimana Anda tinggal? Bagaimana Anda sebagai seorang guru akan menggunakannya untuk membantu Anda dalam pengambilan keputusan?
Saya mencoba menjawab pertanyaan no. 1, 4, 5, dan 6
Untuk pertanyaan pertama, masih banyak hal yang perlu saya pelajari dengan seksama agar saya lebih memahami bagaimana proses pengambilan keputusan yang baik dan benar. Namun, saya akan memaparkan apa yang sudah saya pelajari pada modul 2.1 ini yaitu Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran.
Sebuah keputusan tentunya pasti akan mengalami dilema, seperti pepatah mengatakan dimakan mati ayah, tidak dimakan mati ibu. Keputusan yang kita ambil pasti ada yang pro dan ada yang kontra yang membuat kita merasa dilema, namun kita tetap harus mengambil keputusan terbaik untuk semua. Ketika kita menghadapi situasi dilema etika, akan ada nilai-nilai kebajikan mendasari
yang bertentangan seperti cinta dan kasih sayang, kebenaran, keadilan, kebebasan,
persatuan, toleransi, tanggung jawab dan penghargaan akan hidup.
Secara umum ada pola, model, atau paradigma yang terjadi pada situasi dilema etika
yang bisa dikategorikan seperti di bawah ini :
1. Individu lawan masyarakat (individual vs community)
2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
3. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
4. Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)
Secara lebih rinci, berikut adalah penjelasan dari keempat paradigma tersebut:
Individu lawan masyarakat (individual vs community)
Dalam paradigma ini ada pertentangan antara individu yang berdiri sendiri melawan
sebuah kelompok yang lebih besar di mana individu ini juga menjadi bagiannya. Bisa
juga konflik antara kepentingan pribadi melawan kepentingan orang lain, atau
kelompok kecil melawan kelompok besar.
“Individu” di dalam paradigma ini tidak selalu berarti “satu orang”. Ini juga dapat
berarti kelompok kecil dalam hubungannya dengan kelompok yang lebih besar.
Seperti juga “kelompok” dalam paradigma ini dapat berarti kelompok yang lebih
besar lagi. Itu dapat berarti kelompok masyarakat kota yang sesungguhnya, tapi juga
bisa berarti kelompok sekolah, sebuah kelompok keluarga, atau keluarga Anda.
Dilema individu melawan masyarakat adalah bagaimana membuat pilihan antara apa
yang benar untuk satu orang atau kelompok kecil , dan apa yang benar untuk yang lain,
kelompok yang lebih besar. Guru kadang harus membuat pilihan seperti ini di dalam
kelas. Bila satu kelompok membutuhkan waktu yang lebih banyak pada sebuah tugas,
tapi kelompok yang lain sudah siap untuk ke pelajaran berikutnya, apakah pilihan
benar yang harus dibuat ? Guru mungkin menghadapi dilema individu lawan kelompok.
Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
Dalam paradigma ini ada pilihan antara mengikuti aturan tertulis atau tidak mengikuti
aturan sepenuhnya. Pilihan yang ada adalah memilih antara keadilan dan perlakuan
yang sama bagi semua orang di satu sisi, dan membuat pengecualian karena
kemurahan hati dan kasih sayang, di sisi lain.
Kadang memang benar untuk memegang peraturan, tapi terkadang membuat
pengecualian juga merupakan tindakan yang benar. Pilihan untuk menuruti peraturan
dapat dibuat berdasarkan rasa hormat terhadap keadilan (atau sama rata). Pilihan
untuk membengkokkan peraturan dapat dibuat berdasarkan rasa kasihan (kebaikan).
Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
Kejujuran dan kesetiaan seringkali menjadi nilai-nilai yang bertentangan dalam situasi
dilema etika. Kadang kita perlu untuk membuat pilihan antara berlaku jujur dan
berlaku setia (atau bertanggung jawab) kepada orang lain. Apakah kita akan jujur
menyampaikan informasi berdasarkan fakta atau kita menjunjung nilai kesetiaan pada
profesi, kelompok tertentu, atau komitmen yang telah dibuat sebelumnya.
Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)
Paradigma ini paling sering terjadi dan mudah diamati. Kadang perlu untuk memilih
antara yang kelihatannya terbaik untuk saat ini dan yang terbaik untuk masa yang akan
datang. Paradigma ini bisa terjadi di level personal dan permasalahan sehari-hari, atau
pada level yang lebih luas, misalnya pada issue-issue dunia secara global, misalnya
lingkungan hidup dll.
Orang tua kadang harus membuat pilihan ini.
Disadari atau pun
tidak ada nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang mendasari pemikiran seseorang
dalam mengambil suatu keputusan yang mengandung unsur dilema etika. terkadang seseorang mengambil keputusan dengan 3 prinsip berikut :
- Melakukan, demi kebaikan orang banyak.
- Menjunjung tinggi prinsip-prinsip/nilai-nilai dalam diri Anda.
- Melakukan apa yang Anda harapkan orang lain akan lakukan kepada diri
Anda.
Tentunya ada prinsip-prinsip yang lain, namun ketiga
prinsip inilah yang paling sering dikenali dan digunakan. Ketiga prinsip tersebut adalah:
- Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
- Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
- Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)
Dalam pengambilan keputusan, kita harus memastikan bahwa
keputusan yang kita ambil adalah keputusan yang tepat. Oleh karena itu perlu
dilakukan pengujian untuk mengetahui apakah keputusan tersebut telah sesuai
dengan prinsip-prinsip dasar pengambilan keputusan secara etis.
Berikut adalah konsep pengambilan dan pengujian keputusan, yaitu :
1. Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi
ini.
2. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini.
3. Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini.
4. Pengujian benar atau salah
a. Uji Legal
b. Uji Regulasi/Standar Profesional
c. Uji Intuisi
d. Uji Halaman Depan Koran
e. Uji Panutan/Idola
5. Pengujian Paradigma Benar lawan Benar.
Ada 4 paradigma yang berlaku pada tahap ini, yaitu :
a. Individu lawan masyarakat (individual vs community)
b. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
c. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
d. Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)
6. Melakukan Prinsip Resolusi
Dari 3 prinsip penyelesaian dilema
Ada 3 prinsip yang berlaku pada tahap ini, yaitu :
a. Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
b. Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
c. Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)
7. Investigasi Opsi Trilema
Mencari opsi yang ada di antara 2 opsi.
8. Buat Keputusan
9. Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan
Ketika keputusan sudah diambil.
Untuk pertanyaan keempat, Dampak dari mempelajari modul ini adalah saya mulai paham
apa yang harus saya lakukan sebelum mengambil sebuah keputusan dan
pertimbangan-pertimbangan apa saja yang perlu dipertimbangkan sebagai dasar
pengambilan keputusan.
Bedanya dengan sebelum mempelajari modul ini adalah dulu
keputusan saya buat kadang hanya berdasarkan feeling saya saja, hanya
berdasarkan sudut pandang saya saja, emosi kadang malah lebih dominan dalam
pengambilan keputusan saya.
Setelah mempelajarinya saya mulai paham apa yang saya
lakukan dulu kurang tepat, keputusan perlu diambil dalam kesadaran penuh bukan
atas dasar emosi. Dalam pengambilan keputusan juga perlu mempertimbangkan
berbagai hal yang akan membantu pemecahan masalah. Keputusan yang dibuat
diharapkan mampu diterima menguntungkan kedua belah pihak nantinya.
Untuk Pertanyaan kelima, Mempelajari materi ini sangat penting bagi saya sebagai
seorang individu maupun dalam peran saya sebagai pendidik sekaligus pemimpin
pembelajaran. Dalam hubungan dengan individu lain pastinya selalu
dihadapkan dengan berbagai konflik yang mengharuskan kita untuk mengambil
sebuah keputusan yang cermat dan tepat.
Melalui modul ini saya mendapat gambaran yang lebih jelas
tentang apa yang harus saya lakukan bila menghadapi sebuah dilema dalam
pengambilan keputusan. Sehingga nantinya akan menghasilkan keputusan yang tepat
dari hasil pemikiran yang sadar bukan atas dasar emosi sesaat.
Pengetahuan
tentang pengambilan keputusan ini sangat penting bagi saya sehingga saya bisa
mengambil keputusan yang tepat dan efektif, serta tidak gegabah dalam mengambil
keputusan. Setelah mendapat materi
di modul 3.1 mengenal bagaimana prinsip pengambilan keputusan yang tepat, pola
pengambilan keputusan serta membedakan antara dilema etika dan bujukan moral
serta penggunaan 9 langkah pengambilan keputusan,memberikan saya pengetahuan bagaimana seharusnya saya dalam mengambil keputusan, namun saya harus
lebih banyak lagi berlatih lagi dan belajar untuk melatih kemampuan pengambilan
keputusan ini dan menerapkan ilmu yang sudah saya peroleh agar ilmu yang saya dapatkan dapat saya terapkan dengan baik dan benar. saya sangat
bersyukur bisa mendapatkan pengetahuan bagaimana orang-orang hebat mengambil
keputusan yang tepat.
Untuk Pertanyaan keenam, Hal
yang bisa saya lakukan untuk membuat dampak pada lingkungan atau komunitas saya
adalah:
- Membagi materi
tentang pengambilan keputusan ini melalui grup wa sekolah maupun secara formal
melalui kegiatan komunitas praktisi di sekolah
- Mengajak teman
sejawat berkolaborasi dalam mengambil keputusan atas kasus yang terjadi di
sekolah dengan memanfaatkan pengetahuan cara pengambilan keputusan yang sudah
saya pelajari
- Menerapkan
konsep-konsep mengenai prinsip dan 9 cara pengambilan keputusan dalam mengambil
keputusan pada saat saya mengalami keadaan atau situasi dilemma etika
Tidak ada komentar: