DEMONSTRASI KONTEKSTUAL
MODUL 3.3
PENGELOLAAN PROGRAM YANG BERDAMPAK PADA MURID
Ketika aku bermimpi sendiri, itu hanyalah sebuah mimpi. Ketika kita bermimpi bersama, itu adalah awal sebuah kenyataan. Ketika kita bekerja bersama, mengikuti mimpi kita, itu adalah penciptaan surga di dunia.
Penanaman CILI (Cinta Lingkungan) dengan Program SMS CILI
A. Latar Belakang
Kehidupan manusia sangat erat
kaitannya dengan lingkungan, karena setiap
harinya manusia berhadapan dan berkontak
langsung dengan keadaan alam disekitarnya.
Suatu kehidupan lingkungan sangat bergantung
dengan ekosistem, oleh karenanya penting untuk
mendorong manusia supaya mencintai,
melestarikan dan bertanggung jawab dengan
menjaga ekosistem lingkungan. Masih banyak
permasalahan lingkungan hidup yang dipicu
oleh kurangnya kepedulian dan rasa
tanggung jawab manusia, baik dalam menjaga
maupun melestarikan lingkungan. Sama halnya di sekolah, kurangnya kepedulian terhadap lingkungan sekolah menjadikan lingkungan sekolah tidak nyaman bagi murid-murid untuk belajar dengan baik. Sampah adalah salah satu permasalahan yang sampai saat ini belum dapat diatasi dengan baik khususnya di sekolah kami. Karena kondisi itulah, maka
perlu adanya pemberian pemahaman kepada anak-anak sejak dini mengenai pentingnya
kepedulian lingkungan yang dimulai dari
pengurangan sampah di lingkungan sekolah . Kepedulian
terhadap lingkungan perlu ditanamkan melalui
pendidikan karakter peduli lingkungan
khususnya di lingkungan sekolah. Pendidikan
karakter merupakan upaya yang dilakukan
dengan sengaja untuk mengembangkan karakter yang baik .
Karakter merupakan hasil dari kebiasaan-kebiasaan yang melekat pada diri manusia. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dimaksud dengan karakter adalah tingkah laku, akhlak, dan watak. Pendidikan kerakter adalah usaha aktif untuk membentuk kebiasaan sehingga sifat anak akan terukir sejak dini, agak dapat mengambil keputusan dengan baik dan bijak serta dapat mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari. Individu yang berkarakter baik adalah yang dapat membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan setiap akibat dari keputusannya.
Pendidikan karakter bukanlah pendidikan instan yang langsung jadi, namun membutuhkan tahapan-tahapan stimulasi yang perlu dilalui dan proses internalisasi yang akan menguatkan terbentuknya perilaku tertentu. Hal ini menunjukan bahwa di dalam pendidikan karakter harus diawali dengan kemauan dan niatan yang baik serta tidak hanya dipikirkan akan tetapi dilakukan. Penanaman moral melalui pendidikan karakter sedini mungkin kepada anak-anak adalah kunci utama untuk membangun bangsa. Anak usia sekolah dasar merupakan usia yang tepat bagi anak untuk memperoleh dasar-dasar pengetahuan sebagai kunci dari keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasanya nanti.
Prestasi anak pada masa kanak-kanak juga memiliki korelasi dengan kesuksesannya dimasa depan, sehingga pada masa anak-anak ini perlu dimanfaatkan untuk menanamkan dasar pengetahuan sehingga pengetahuan tersebut menjadi kebiasaan baik yang akan terinternalisasi ke dalam diri anak hingga dewasa nanti. Satu karakter yang tidak kalah penting untuk ditanamkan pada diri peserta didik sejak dini ialah sikap peduli terhadap lingkungan. Nilai karakter tersebut berupa sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam sekitarnya. Selain itu, mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi dan selalu ingin memberi bantuan bagi orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. Mengingat pentingnya lingkungan bagi keberlangsungan kehidupan, maka alangkah baiknya pendidikan karakter peduli lingkungan ditanamkan sejak dini. Hal ini bertujuan agar anak dapat mencintai dan menjaga lingkungan tempat hidupnya.
Manusia sebagai pengelola lingkungan hidup memegang peranan penting dalam menjaga kelestarian lingkungan. Oleh karena itu perlu ditanamkan semangat cinta lingkungan sejak usia anak-anak. Karena anak merupakan generasi penerus yang akan mengelola lingkungan selanjutnya. Jadi sudah sewajarnya jika mereka dibekali tentang cara mengelola lingkungan yang baik. Dan tahapan awal yang perlu kita lakukan dalam hal ini adalah menanamkan kecintaan terhadap lingkungan.
Pendidikan karakter merupakan langkah
tepat untuk membangun sumber daya manusia
yang berkualitas. Oleh karenanya perlu strategi
untuk menumbuhkan sejak dini kesadaran akan cinta
lingkungan dengan program SMS CILI. Program ini sebagai upaya
menjaga kebersihan lingkungan sekolah dan membuat sekolah menjadi tempat yang nyaman untuk belajar. Program ini merupakan
program yang dilakukan oleh siswa sekolah
dasar yaitu SDN No. 11 Inpres Maliaya, dimana mereka belajar untuk mencintai
lingkungan dengan cara mempraktekan secara
langsung dalam kehidupan sehari -hari.
B. Tujuan
Pendidikan Karakter merupakan hasil dari kebiasaan-kebiasaan yang melekat pada diri manusia. Karakter adalah kualitas atau kekuatan mental atau moral, akhlak atau budi pekerti individu yang merupakan kepribadian khusus yang menjadi pendorong dan penggerak, serta yang membedakan dengan individu lain. Pendidikan kerakter adalah usaha aktif untuk membentuk kebiasaan sehingga sifat anak akan terukir sejak dini, agak dapat mengambil keputusan dengan baik dan bijak serta dapat mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Tujuan program SMS CILI adalah
1. Memberikan edukasi tentang permasalahan sampah dan bagaimana solusi mengelola sampah
2. Membantu upaya pelestarian lingkungan sekolah yang bersih dan sehat
3. Meningkatkan motivasi siswa akan pentingya berperan dalam kepedulian lingkungan sekolah
4. Mengembangkan semangat kerelawanan dikalangan siswa yang terlibat secara langsung dalam kegiatan.
5. Menciptakan generasi-generasi penerus yang peduli akan lingkungan hidup.
Tujuan Program SMS CILI agar siswa sedini mungkin terbiasa untuk mencintai lingkungan dan berperilaku hidup sehat. Kegiatan SMS CILI dilaksanakan selama siswa berada di lingkungan sekolah dan diharapkan akan menjadi kebiasaan yang membawa dampak baik bagi siswa ketika berada di lingkungan keluarga dan masyarakat.
Program
2 SMS CILI ini memiliki
kontribusi yang sangat penting dalam
memberikan pendidikan karakter cinta
lingkungan pada siswa. Program yang
dicanangkan yaitu
(1) Sepuluh Menit Siswa membersihkan sampah
(2) pengelolaan sampah 3R,
(3) mewajibkan siswa membawa tumbler,
(4) tidak membeli makanan berbungkus plastik, serta
(5)
membuat bank plastik di lingkungan sekolah.
Program SMS CILI Sebagai Upaya Penanaman Karakter Cinta
Lingkungan. Definisi program SMS CILI adalah Setiap Murid Sadar Cintai Lingkungan adalah upaya menjaga kebersihan
lingkungan sekolah terbebas dari sampah dan menata sekolah menjadi tempat yang nyaman. Program ini merupakan program yang
dilakukan oleh siswa sekolah dasar, dimana
mereka belajar untuk mencintai lingkungan
dengan cara mempraktekan secara langsung
dalam kehidupan sehari -hari. Program ini
ditujukan agar siswa memiliki karakter cinta
pada lingkungan sejak dini. Program SMS CILI tidak hanya sekedar
mengajarkan siswa untuk cinta terhadap
lingkungan, akan tetapi mengajak siswa untuk
mempraktekan secara langsung sehingga siswa
paham bagaimana cara menjaga lingkungan.
Program SMS CILI memiliki kontribusi yang sangat penting
dalam memberikan pendidikan karakter cinta
lingkungan pada siswa. Karena dalam program
ini siswa diajarkan untuk mencintai
lingkungannya dengan membiasakan lingkungan bebas dari sampah.
Melalui program ini dapat
menciptakan lingkungan sekolah yang bersih
untuk menunjang kesehatan fisik siswa dan
anggota sekolah lainnya. Selain itu masih
banyak juga efek baik yang diperoleh dari
program SMS Cinta ini yang pada dasarnya adalah pengenalan kepada siswa
agar bisa mencintai lingkungan dengan cara-cara
yang sederhana.
C. Deskripsi Kegiatan
Program SMS Cinta dilaksanakan dalam beberapa kegiatan,
antara lain:
1. Sepuluh Menit Siswa Membersihkan Sampah
Kegiatan Sepuluh Menit Siswa membersihkan sampah ini dijadwalkan setiap hari sekolah, yaitu 3 menit sebelum masuk kelas, 4 menit setelah jam istirahat dan 3 menit setelah jam pelajaran selesai. Harapannya dengan kegiatan ini akan mengurangi penampakan sampah yang ada dilingkungan sekolah dan setelah kebiasaan ini berlangsung maka murid akan sadar bahwa sampah harus di tempatkan di tempat sampah.
2. Pengelolaan Sampah 3R
Selain menekan timbulnya sampah baru,
sampah yang sudah ada juga harus dikelola
dengan baik dengan cara dipilih sesuai jenisnya. Pendekatan pengelolaan sampah seyogyanya
dilakukan melalui pendekatan berbasis 3R dan
berbasis masyarakat, pengelolaan sampah secara
terpadu dengan melaksanakan pengelolaan sejak
dari sumbernya. 3R adalah upaya yang meliputi
kegiatan mengurangi (reduce), menggunakan
kembali (reuse) dan mendaur ulang sampah
(recycle). Kegiatan pengurangan sampah dapat
berupa pembatasan timbulan sampah,
pendaurulangan sampah, dan pemanfaatan
kembali sampah, dimana proses pemilahan
merupakan kegiatan penunjangan pokok proses pendaur ulangan. Pengelolaan sampah
berbasis masyarakat dapat digunakan sebagai
referensi model yang mengedepankan
paradigma 3R (R1 = Reduce, R2 = Reuse, R3 =
Recycle).
R1 adalah upaya mengurangi penggunaan sampah plastik
R2 adalah upaya
memanfaatkan kembali sampah yang layak pakai
R3
adalah mengolah kembali sampah menjadi sesuatu hal yang berguna
3. Mewajibkan siswa membawa tumbler. Ketika akan membeli minuman, siswa menggunakan peralatannya
sendiri tanpa harus menggunakan plastik.
Kebijakan tumblerisasi atau membawa tempat
minum tidak hanya berlaku
untuk siswa, namun juga bagi guru dan semua
warga sekolah dalam rangka program
mengurangan sampah plastik di sekolah.
4. Tidak membeli makanan berbungkus plastik
Pihak sekolah menghimbau para
siswanya untuk tidak membeli makanan
berbungkus plastik. Jika terpaksa membeli
makanan, siswa berinisiatif untuk menggunakan
tumbler sebagai wadah makanannya. Kantin -
kantin yang berada di sekolah juga dihimbau
untuk menyediakan tempat makanan yang aman
digunakan dan bisa dipakai sebagai wadah
apabila ada siswa yang membutuhkan.
5. Membuat Bank plastik di lingkungan sekolah
Bank sampah yang dibuat di sekolah
merupakan strategi dalam membangun
kepedulian siswa agar dapat berteman dengan
sampah, sehingga mendapatkan nilai ekonomis
dari sampah tersebut. Bank sampah dapat
dijadikan sebagai solusi untuk menciptakan
lingkungan sekolah yang bersih dan nyaman
dengan cara mengelola sampah yang dilakukan
oleh siswa dengan dibantu oleh pihak sekolah.
Proses dan cara kerja bank sampah ini sama
dengan bank penyimpanan uang pada umumnya.
Para nasabah dalam hal ini siswa dapat
menyetorkan sampah yang dibawanya dari
rumah, kemudian sampah dari siswa
dikumpulkan dalam sebuah tempat kemudian
setelah terkumpul disalurkan kepada pengelola
sampah. Dari hasil penjualan sampah tersebut
dimasukan ke dalam kas sekolah yang nantinya
dimanfaatkan untuk membantu memelihara
lingkungan sekolah.
Tidak ada komentar: